04 Januari 2009

Serie Kesehatan Tanah (1)

Keberadaan Organisme di dalam tanah

Hampir keseluruhan organisme tanah berada pada lapisan atas dari tanah (top soil), sekitar 2 – 3 cm dari permukaan dimana biasanya kebanyakan bahan organik berada. Beberapa organisme dapat pula dijumpai sampai beberapa kilometer dibawah tanah, tetapi jenis organisme dikedalaman tersebut sangat berbeda dibanding organisme yang hidup dipermukaan.

Umumnya organisme tanah dapat kita temukan mengumpul dipermukaan akar, akar hidup, akar mati, partikel tanah dan dipori pori agregat/gumpalan tanah. Didalam lapisan atas tanah, cacing dan hewan tanah bebas berkeliaran.

Cendawan berkembang menutup partikel dan agregat tanah, membentuk jaringan hifa yang dapat berkembang dalam hitungan centimeter atau bahkan beberapa meter didalam tanah. Cendawan juga dapat menembus agregat tanah, membentuk jaringan hifa yang dapat mempertahankan kestabilan gumpalan tanah.

Bakteri cenderung mengumpul didalam agregat tanah, untuk menghindari predator seperti protozoa dan mites di lingkungan tersebut. Bakteri dapat terbawa lebih dalam kedalam tanah melalui resapan air ke lapisan bawah.

Tanah berliat sering mempunyai kandungan bakteri yang tinggi, karena tanah tersebut memiliki bentuk pori kecil dan banyak, yang mampu memberikan perlindungan bagi bakteri itu sendiri. Tanah berpasir dengan sedikit agregat bukanlah habitat yang cocok untuk bakteri dan cendawan, kecuali tanah tersebut memiliki kandungan bahan organik yang cukup banyak. Tanah berpasir tidak memiliki pori yang cukup kecil untuk melindungi kehidupan bakteri.



Agregat dan pori tanah

Agregat adalah gumpalan tanah yang disatukan oleh kandungan liat basah, bahan organik (seperti akar), lendir (bakteri), dan hifa dari cendawan.. Agregate tanah relative stabil, dengan ukuran bervariasi antara diameter 0,002 mm sampai 2 mm.

Pori adalah ruang diantara partikel tanah dan diantara agregat. Pori dapat berisi udara namun dapat pula mengandung air didalamnya.

Tanah yang memiliki banyak agregat bersifat gembur dan kondisi tersebut sangat layak untuk tanaman, dengan beberapa alasan. Agregat terbentuk dari sekumpulan partikel tanah dalam berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa melekat satu sama lain, beberapa tidak dan menyisakan ruangan pori yang sangat diperlukan untuk menyimpan udara, air, mikroba, nutrisi dan bahan organic.


Polisakarida

Polisakarida merupakan senyawa organic majemuk yang terbentuk dari berbagai bentuk karbon yang lebih sederhana, serupa satu sama lain, membentuk satu rantai yang panjang. Mereka dilepaskan ke tanah melalui aktifitas mikroba dan perakaran tanaman. Rantai polisakarida sangatlah panjang dan lentur sehingga mampu membuat titik kontak pada kebanyakan partikel tanah. Demikian hubungan polisakarida dalam pembentukan agregat didalam tanah.



Keterlibatan bakteri dalam pembentukan agregat tanah

Ada dua cara keterlibatan bakteri dalam pembentukan agregat tanah.
Pertama, bakteri memproduksi polisakarida itu sendiri, yang berkontak langsung dengan partikel tanah membentuk agregat. Berbeda dari polisakarida yang dikeluarkan akar tanaman, polisakarida dari bakteri dapat bertahan lebih lama dalam membentuk agregat tanah.
Kedua, bakteri mengembangkan muatan listrik statik lemah yang dapat menarik muatan listrik dari permukaan liat dan menggabungkannya dalam pembentukan agregat halus pada tanah.


Keterlibatan hifa cendawan dalam pembentukan agregat tanah

Cendawan tumbuh dalam hamparan tipis dan panjang disebut hifa. Panjang hifa cendawan diketahui berhubungan dengan banyaknya agregat didalam tanah. Cendawan membantu dalam pembentukan agregat dengan menjerat partikel tanah, membentuk kaitan yang saling bersilangan diantara partikel tersebut. Cendawan Mikoriza dan cendawan yang sering dijumpai pada bahan organik segar dipercaya sangat penting dalam membantu agregasi tanah